Iklan Parpol ?

Diposting oleh Inter Pattern Blog on Kamis, 02 April 2009



Semakin dekatnya waktu Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009, membuat partai politik (Parpol) terus meningkatkan intensitasnya untuk mencuri perhatian masyarakat. Dengan beragam cara dilakukan supaya Parpol bisa dikenal dan kelak dipilih oleh masyarakat. Seperti dengan memasang iklan politik di media massa baik cetak maupun elektronik.

Kemampuan media massa baik cetak maupun elektronik untuk menyampaikan sebuah pesan memang terbilang cukup efektif. Karena media massa memiliki daya jangkau dan daya sebaran yang cukup luas. Maka tak ayal Parpol tergiur untuk menggunakan media massa agar lebih dikenal oleh khalayak luas.

Dengan tarif iklan yang terbilang cukup mahal, tentunya hanya Parpol yang memiliki dana besar saja yang mampu memasang iklan politik. Hingga saat ini, beberapa Parpol yang pernah memasang iklan politik di media massa diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Iklan Partai Gerindra menjadi iklan yang cukup sering muncul di televisi hingga sekarang dengan sosok ketua umumnya Prabowo Subianto. Sebagai Parpol baru Partai Gerindra cukup terangkat namanya berkat tayangan iklannya. PAN juga pernah cukup gencar mengiklankan sosok ketua umumnya, Soetrisno Bachir dengan slogannya Hidup adalah Perjuangan. Sedangkan Partai Demokrat memasang iklan dengan menunjukkan keberhasilan pemerintah dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, PKS cukup jeli memanfaatkan moment-moment tertentu untuk memasang iklannya seperti saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada bulan Oktober dengan menampilkan sosok proklamator RI Soekarno, KH Hasyim Asy’ari, KH Achmad Dahlan dan M Natsir. Saat moment Hari Pahlawan pada bulan November, PKS memasang iklan yang menampilkan sosok-sosok Soekarno, Soeharto, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Mohammad Hatta dan Moh Natsir. Iklan ini sempat menimbulkan pro dan kontra terkait sosok Soeharto yang sebagian kalangan menganggap tidak layak untuk dijadikan sebagai pahlawan. Saat ini, bahkan PKS juga telah menyiapkan iklan untuk memperingati Hari Ibu pada bulan Desember mendatang.

Dengan memasang iklan, memang kecenderungan popularitas sebuah Parpol akan mengalami kenaikan. Namun yang perlu diingat adalah belum tentu masyarakat akan memilihnya pada saat Pemilu mendatang. Masyarakat lebih butuh karya nyata ketimbang kepopuleran dari sebuah Parpol. Dana yang mencapai milyaran rupiah hanya digelontorkan dengan ‘percuma’ untuk meraih sebuah kepopuleran semata.

Alangkah eloknya dana yang tidak sedikit itu bisa dialihkan dan dipergunakan untuk memberikan sebuah karya nyata untuk membantu masyarakat. Seharusnya Parpol lebih mampu menguatkan diri dengan visi dan misi yang dimilikinya dengan menghadirkan program-program yang nyata-nyata menyentuh dan demi kepentingan masyarakat luas. Tentu masyarakat akan lebih bersimpati manakala ada Parpol yang melakukan
Sementara itu, PKS cukup jeli memanfaatkan moment-moment tertentu untuk memasang iklannya seperti saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada bulan Oktober dengan menampilkan sosok proklamator RI Soekarno, KH Hasyim Asy’ari, KH Achmad Dahlan dan M Natsir. Saat moment Hari Pahlawan pada bulan November, PKS memasang iklan yang menampilkan sosok-sosok Soekarno, Soeharto, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Mohammad Hatta dan Moh Natsir. Iklan ini sempat menimbulkan pro dan kontra terkait sosok Soeharto yang sebagian kalangan menganggap tidak layak untuk dijadikan sebagai pahlawan. Saat ini, bahkan PKS juga telah menyiapkan iklan untuk memperingati Hari Ibu pada bulan Desember mendatang.

Dengan memasang iklan, memang kecenderungan popularitas sebuah Parpol akan mengalami kenaikan. Namun yang perlu diingat adalah belum tentu masyarakat akan memilihnya pada saat Pemilu mendatang. Masyarakat lebih butuh karya nyata ketimbang kepopuleran dari sebuah Parpol. Dana yang mencapai milyaran rupiah hanya digelontorkan dengan ‘percuma’ untuk meraih sebuah kepopuleran semata.



Alangkah eloknya dana yang tidak sedikit itu bisa dialihkan dan dipergunakan untuk memberikan sebuah karya nyata untuk membantu masyarakat. Seharusnya Parpol lebih mampu menguatkan diri dengan visi dan misi yang dimilikinya dengan menghadirkan program-program yang nyata-nyata menyentuh dan demi kepentingan masyarakat luas. Tentu masyarakat akan lebih bersimpati manakala ada Parpol yang melakukan.
dari semua iklan parpol yang paling sering muncul tentunya GERINDRA dengan janji-janji mautnya seakan dia sudah lupa dengan "dosa-dosa" masa lalunya seakan dia lupa masih banyak dari masyarakat indonesia yang masih menuntut dia untuk mengembalikan korban dari sanak famili mereka, dan tentunya .
buka bermaksud suuzon partai baru yang di gawangi oleh Prabowo ini mungkin bermaksud "menghapus" dosanya dengan membayar semua stasiun TV untuk mengiklan drinya (kecuali metro). dan JIKA Prabowo menjadi presiden pastinya dia dan konco-konconya(baca:caleg) menginginkan "balik modal" dan melupakan semua janji-janjinya ketika masa kampanye berlangsung wallahu a'lam bishawab




{ 2 komentar... read them below or add one }

mayaozk mengatakan...

bener tuh biaya 'ngiklan' kn gk dikit, duit drmn aja tuh?! klo kepilih pst pd pingin balik modal & ngeraup untung sbnyk2nya giliran gk kepilih pd stres degh..

Nanoq da Kansas mengatakan...

setuju! pengalaman selama ini telah menunjukkan pada rakyat bahwa iklan dan janji-janji politik di atas panggung lebih banyak bohongnya!

Posting Komentar