" Bermain di Luar Arena "

Diposting oleh Inter Pattern Blog on Kamis, 09 April 2009

ADA persamaan antara sepak bola dan pemilihan umum. Di situ ada pertandingan, pemain, wasit, penonton, ada pula komentator yang berbicara di depan kamera televisi.




ADA persamaan antara sepak bola dan pemilihan umum. Di situ ada pertandingan, pemain, wasit, penonton, ada pula komentator yang berbicara di depan kamera televisi. Keduanya juga sama-sama mencari pemenang berdasarkan skor. Bedanya, di pemilu yang dicari adalah pemimpin negara dan wakil rakyat, sedangkan di sepak bola yang ingin dicapai adalah superioritas dari pesertanya.
Bila diibaratkan pertandingan sepak bola, Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah wasit yang mengatur pertandingan sekaligus panitia pertandingan. Ia dibantu oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang bertindak seperti hakim garis yang membantu pekerjaan wasit. Sementara itu, lembaga survei pemilu bisa disamakan dengan komentator atau pengamat. Ia bekerja memberikan penilaian, mengamati pertandingan, bahkan menyampaikan prediksi.
Analogi seperti itu mungkin bisa dipakai untuk melihat kondisi menjelang pemilu belakangan ini. Beberapa waktu lalu, KPU mengeluarkan aturan yang mewajibkan lembaga survei mendaftarkan diri ke KPU.
Melalui peraturan No 40 Tahun 2008, KPU mewajibkan lembaga survei mendaftar ke KPU sebelum melakukan survei terkait Pemilu. Ini adalah terobosan terbaru dari KPU sekaligus paling kontroversial.



Dibilang paling kontroversial karena KPU dianggap bermain di luar lapangan. KPU tidak hanya bermain di lapangan pemilu, tetapi juga meloncat ke luar arena. Karena itu, begitu peraturan keluar, saat itu pula muncul penolakan.
Sebanyak 21 lembaga survei bahkan membentuk wadah Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PSOPI), khusus untuk menentang aplikasi peraturan tersebut. Perhimpunan ini menilai peraturan tersebut berlebihan dari maksud yang sebenarnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum. KPU menuntut prosedur yang terlalu panjang. Akreditasi dan perizinan yang diatur dalam peraturan itu terlalu berbelit-belit.
Berdasarkan aturan itu, setelah mendapatkan izin melakukan survei dari Depdagri, pemda provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat kelurahan, lembaga survei masih harus melapor ke KPU lagi. Bisa dibayangkan, berapa lama hasil sebuah survei bisa diterima publik.

HASIL SEMENTARA (AKAN SELALU DIUPDATE)

VERSI KPU
1. Partai Demokrat memperoleh suara 3.425 atau 30,831 persen
2. PDIP dengan 1.594 suara atau 14,349 persen
3. Partai Golkar dengan 1.565 atau 14,088 persen
4. PKS dengan 1.245 suara atau 11, 297 persen
5. PAN dengan 650 suara atau 5,851 persen
6. PKB dengan 491 suara atau 4,42 persen

VERSI LEMBAGA SURVEY
LSI (1) LSN LSI (2) CIRUS
1 Demokrat 20,46% Demokrat 20,22% Demokrat 20,34% Demokrat 20,61%
2 PDIP 14,41% Golkar 14,79% Golkar 14,85% Golkar 14,57%
3 Golkar 13,98% PDIP 13,98% PDIP 14,07% PDIP 14,26%
4 PKS 7,84% PKS 7,37% PKS 7,82% PKS 7,45%
5 PAN 5,74% Gerindra 6,51% PAN 6,07% PAN 5,8%
6 PPP 5,23% PPPP 5,33% PPP 5,29% PKB 5,63%
7 PKB 5,18% PAN 4,97% PKB 5,20% PPP 5,31



Read More

Iklan Parpol ?

Diposting oleh Inter Pattern Blog on Kamis, 02 April 2009



Semakin dekatnya waktu Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009, membuat partai politik (Parpol) terus meningkatkan intensitasnya untuk mencuri perhatian masyarakat. Dengan beragam cara dilakukan supaya Parpol bisa dikenal dan kelak dipilih oleh masyarakat. Seperti dengan memasang iklan politik di media massa baik cetak maupun elektronik.

Kemampuan media massa baik cetak maupun elektronik untuk menyampaikan sebuah pesan memang terbilang cukup efektif. Karena media massa memiliki daya jangkau dan daya sebaran yang cukup luas. Maka tak ayal Parpol tergiur untuk menggunakan media massa agar lebih dikenal oleh khalayak luas.

Dengan tarif iklan yang terbilang cukup mahal, tentunya hanya Parpol yang memiliki dana besar saja yang mampu memasang iklan politik. Hingga saat ini, beberapa Parpol yang pernah memasang iklan politik di media massa diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Iklan Partai Gerindra menjadi iklan yang cukup sering muncul di televisi hingga sekarang dengan sosok ketua umumnya Prabowo Subianto. Sebagai Parpol baru Partai Gerindra cukup terangkat namanya berkat tayangan iklannya. PAN juga pernah cukup gencar mengiklankan sosok ketua umumnya, Soetrisno Bachir dengan slogannya Hidup adalah Perjuangan. Sedangkan Partai Demokrat memasang iklan dengan menunjukkan keberhasilan pemerintah dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, PKS cukup jeli memanfaatkan moment-moment tertentu untuk memasang iklannya seperti saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada bulan Oktober dengan menampilkan sosok proklamator RI Soekarno, KH Hasyim Asy’ari, KH Achmad Dahlan dan M Natsir. Saat moment Hari Pahlawan pada bulan November, PKS memasang iklan yang menampilkan sosok-sosok Soekarno, Soeharto, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Mohammad Hatta dan Moh Natsir. Iklan ini sempat menimbulkan pro dan kontra terkait sosok Soeharto yang sebagian kalangan menganggap tidak layak untuk dijadikan sebagai pahlawan. Saat ini, bahkan PKS juga telah menyiapkan iklan untuk memperingati Hari Ibu pada bulan Desember mendatang.

Dengan memasang iklan, memang kecenderungan popularitas sebuah Parpol akan mengalami kenaikan. Namun yang perlu diingat adalah belum tentu masyarakat akan memilihnya pada saat Pemilu mendatang. Masyarakat lebih butuh karya nyata ketimbang kepopuleran dari sebuah Parpol. Dana yang mencapai milyaran rupiah hanya digelontorkan dengan ‘percuma’ untuk meraih sebuah kepopuleran semata.

Alangkah eloknya dana yang tidak sedikit itu bisa dialihkan dan dipergunakan untuk memberikan sebuah karya nyata untuk membantu masyarakat. Seharusnya Parpol lebih mampu menguatkan diri dengan visi dan misi yang dimilikinya dengan menghadirkan program-program yang nyata-nyata menyentuh dan demi kepentingan masyarakat luas. Tentu masyarakat akan lebih bersimpati manakala ada Parpol yang melakukan
Sementara itu, PKS cukup jeli memanfaatkan moment-moment tertentu untuk memasang iklannya seperti saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada bulan Oktober dengan menampilkan sosok proklamator RI Soekarno, KH Hasyim Asy’ari, KH Achmad Dahlan dan M Natsir. Saat moment Hari Pahlawan pada bulan November, PKS memasang iklan yang menampilkan sosok-sosok Soekarno, Soeharto, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Mohammad Hatta dan Moh Natsir. Iklan ini sempat menimbulkan pro dan kontra terkait sosok Soeharto yang sebagian kalangan menganggap tidak layak untuk dijadikan sebagai pahlawan. Saat ini, bahkan PKS juga telah menyiapkan iklan untuk memperingati Hari Ibu pada bulan Desember mendatang.

Dengan memasang iklan, memang kecenderungan popularitas sebuah Parpol akan mengalami kenaikan. Namun yang perlu diingat adalah belum tentu masyarakat akan memilihnya pada saat Pemilu mendatang. Masyarakat lebih butuh karya nyata ketimbang kepopuleran dari sebuah Parpol. Dana yang mencapai milyaran rupiah hanya digelontorkan dengan ‘percuma’ untuk meraih sebuah kepopuleran semata.



Alangkah eloknya dana yang tidak sedikit itu bisa dialihkan dan dipergunakan untuk memberikan sebuah karya nyata untuk membantu masyarakat. Seharusnya Parpol lebih mampu menguatkan diri dengan visi dan misi yang dimilikinya dengan menghadirkan program-program yang nyata-nyata menyentuh dan demi kepentingan masyarakat luas. Tentu masyarakat akan lebih bersimpati manakala ada Parpol yang melakukan.
dari semua iklan parpol yang paling sering muncul tentunya GERINDRA dengan janji-janji mautnya seakan dia sudah lupa dengan "dosa-dosa" masa lalunya seakan dia lupa masih banyak dari masyarakat indonesia yang masih menuntut dia untuk mengembalikan korban dari sanak famili mereka, dan tentunya .
buka bermaksud suuzon partai baru yang di gawangi oleh Prabowo ini mungkin bermaksud "menghapus" dosanya dengan membayar semua stasiun TV untuk mengiklan drinya (kecuali metro). dan JIKA Prabowo menjadi presiden pastinya dia dan konco-konconya(baca:caleg) menginginkan "balik modal" dan melupakan semua janji-janjinya ketika masa kampanye berlangsung wallahu a'lam bishawab




Read More

HILANGNYA BLOG !

Diposting oleh Inter Pattern Blog

Sudah 2 bualan saya mulai aktivitas nge-blog,blog pertama saya , sempat saya acuhkan,yang kedua saya urus sebagus-bagusnya,, liat sana sini lah mondarr mandir blognya oom lah,,, kang rohmanlah hingga ke kendhin hanya untuk mempercantik blog saya yang hilang entah kemana,,daftar di payooner daftar di google ads, di adsense camp semuanya saya lakukan untuk mendapatkan keuntungan dari internet, namun apa daya jerih payah saya dengan blogwalking kemana-mana minta tuker klik laah minta tukeran link lah,,minta saling follow lah tidak di tanggapi oleh "penghilang" blog.
waktu itu sekitar tgl 30 tepatnya ketika pagi hari saya buka blog saya yang tercinta itu..namun munculah tulisan yang membuat runtuh diri saya..yang membuat saya jadi pasrah jadi menyerah dan bahkan hampir saja saya bertekad untuk tidak lagi tinggal di dunia blog.tulisan ini yang membuat serasa dunia di sekitar saya beramai-ramai menikam saya.:Blog telah dihapus

Maaf, blog di gajahbonge2.blogspot.com telah dihapus. Alamat ini tidak tersedia untuk blog baru.

Apa harusnya blog Anda ada di sini? Bacalah: 'Saya tidak bisa menemukan blog saya di Web, jadi ada di mana?'
tapi memang karen hobi saya menulis dan tidak akan tertuangkan tanpa adanya sebuah blog.sebuah blog baru yang mau tidak mau harus saya buat ulang lagi yang mau tidak mau harus berkeliling untuk mengajak tuker link, yang mau tidak mau mendaftar di googleads lagi yang belom tentu di approve..
sekiranya hanya ini "curhat" yang bisa sampaikan kepada pembaca,
saya hanya bisa berdoa moga blog saya yang "hilang" itu kembali kepada pemiliknya.

Read More